Rabu, 06 Januari 2010

METODE PENDIDIKAN ISLAM


oleh : BUBUNG NIEZAR PAMUNGKAS

METODE & PENDEKATAN PENDIDIKAN ISLAM
TERHADAP PESERTA DIDIK


Yang dimaksud dengan metode Pendidikan disini ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Karena mengajar adalah salah satu upaya mendidik, maka metode disini mencakup metode mengajar.
Metode dan pendekatan adalah hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan untuk diterapkan dalam sistematis belajar mengajar. Karena profesionalnya pendekatan terhadap peserta didik itu tergantung dengan metodenya. Maka hal ini perlu dibahas dengan baik terutama kita sebagai calon guru.

Cara Melaksanakan Pengajaran
Masalah ini lebih penting daripada menjawab pertanyaan, metode apa saja yang digunakan dalam mengajar ? ya, kita jawab metode ceramah, tanya jawab diskusi dan sebagainya, akan tetapi ternyata jawaban itu tidak dapat menjadikan seseorang mampu mengajar. Tetapi metode itu harus dimasukkan sebagai salah satu aspek dalam suatu system mengajar yang merancang jalan pengajaran, yaitu urutan langkah mengajar, diantaranya
1. oleh tujuan pengajar yang hendak memahami konsep agar mudah dipahami.
2. oleh kemampuan guru dengan cara mengajarnya. Bila kemampuannya dengan cara ceramah maka terapkannlah dengan system ceramah tersebut yang benar-benar dikuasai olehnya.
3. oleh fasilitas yang tersedia. Dalam proses pengajaran sering kali digunakan alat-alat untuk memudahkan langkah belajar.
4. oleh jumlah murid. Seandainya banyak seperti 100 orang maka metode ceramah lebih baik daripada diskusi.
Para ahli pendidikan Islam seperti Muhammad Quthb, Abdurrohman an-Nahlawi dan Abdullah Ulwah, telah mengemukakan metode-metode pendidikan Islam. diantaranya ialah sebagai berikut :
A. Keteladanan
Pendidikan dengan teladan berarti pendidikan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan metode pendidikan yang paling berhasil guna. Hal itu karena dalam belajar, orang pada umumnya, lebih mudah menangkap yang kongkrit ketimbang yang abstrak.
Di dalam Al-Qur`an terdapat banyak ayat yang menunjukan kepentingan penggunaan teladan dalam pendidikan, diantaranya yang mengemukakan pribadi-pribadi taladan seperti dibawah ini :
a. Pribadi Rosululloh saw.:
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.s al-Ahzab : 21)
b. Pribadi Nabi Ibrahim as. Dan ummatnya :
Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; (Q.s al-Mumtahanah : 4)
Kepentingan penggunaan keteladanan juga terlihat dari teguran Alloh terhadap orang-orang yang menyampaikan pesan tetapi tidak mengamalkan pesan itu, Alloh menjelaskan :
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (q.s al-Shaff : 2)

B. Pembiasaan
Pembiaaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Yang dimaksud dengan kebiasaan (habit) ialah cara-cara bertindak yang persistent, uniform, dan hampir-hampir otomatis maksudnya hampir tidak disadari oleh pelakunya.
Pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang sangat penting, terutama bagi anak-anak. Mereka belum menginsafi apa yang disebut baik dan buruk dalam arti susila. Demikian pula mereka belum mempunyai kewajiban-kewajbian yang harus dikerjakan seperti pada orang dewasa.
Seseorang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk diubah dan tetap berlangsung sampai hari tua. Atas dasar ini, para ahli pendidikan senantiasa mengingatkan agar anak-anak segera dibiasakan dengan sesuatu yang diharapkan menjadi kebiasaan sebelum terlanjur mempunyai keibiasaan lain yang berlawanan dengannya.
Sunnah Rosululloh saw, yang sangat dikenal sehubungan dengan metode pembiasaan ialah sebagai berikut :
مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَ اَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهًُمْ اَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ, وَفَرَّقُوْا بَيْنَهُمْ فِى المَضَاجِعْ رواه بو دود
Suruhlah anak-anak sekalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh ahun, dan pukullah mereka apaila meninggalkannya ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka. (H.R Abu dawud)
Menanamkan kebiasaa itu sulit dan kadang-kadang memerlukan waktu yang lama kesulitan itu disebabkan pada mulanya seseorang atau anak belum mengenal secara praktis sesuatu yang hendak dibiasakannya. Apalagi yang dibiasakan itu kurang menyenagkan. Oleh sebab itu, dalam menanamkan kebiasaan diperlukan pengawasan. bahkan dalam hal ini, sebagaimana disarankan Abdulloh Ulwah, pendidikan bisa mengunakan motivasi dengan kata-kata yang baik, bisa memberi hadiah, hingga menggunakan hukuman apabila dipandang perlu dalam meluruskan penyimpangan.
Pembiasaan hendaknya disertai dengan usaha membangkitkan kesadaran atau pengertian terus menerus akan maksud dari tingkah laku yang dibiasakan. Sebab pembiasaan digunakan bukan untu memaksa peserta didik agar melakukan sesuatu secara otomatis tanpa disadari oleh dirinya tetapi dapat melaksanakan segala kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah atau berat hati . dismping itu, tingkah laku muslim yang benar adalah yang sejalan dengan hatinya. Sesuai dengan yang ditegaskan oleh Rosul :
اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesunggunya nilai perbuatan ditentukan oleh niat, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan niat perbuatannya.
Atas dasar hadis ini juga, pembiasaan yang pada awalnya bersifat mekanistis hendaknya diusahakan agar menjadi kebiasaan yang disertai kesadaran (kehendak dan kata hati) peserta didik sendiri. Hal ini sangat mungkin apabila pembiasaan secara berangsur-angsur disertai dengan penjelasan dan nasihat, sehingga makin lama timbul kesadaran dan pengertian bagi peserta didik.

C. Memberi Nasihat.
Al-Qur`an sarat dengan nasihat, Alloh menjelaskan :
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. (Q.s an-Nisa : 58)
Yang dimaksud dengan nasihat ialah : penjelasan tentang kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasihati dari bahaya serta menunjukannya kejalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfa’at.
Memberi nasihat merupakan salah satu metode penting dalam pendidikan islam. dengan metode ini pendidik dapat menanamkan pengaruh yang baik ke dalam jiwa peserta didik apabila digunakan dengan cara yang dapat mengetuk relung jiwa melalui pintunya yang tepat. Cara yang dimaksud adalah hendaknya nasihat lahir dari hati yang tulus, artinya pendidik berusaha menimbulkan kesan bagi peserta didiknya. Hal inilah yang membuat nasihat mendapat penerimaan yang baik dari orang yang diberi nasihat. Kata ini dalam bahasa arab berakar pada kata nashaha dan mengandung pengertian bersih dari noda dan tipuan rajulun nashih al-jaib orang yang tidak memiliki sifat menipu, dan al-nashih berarti madu murni. Atas dasar ini Abdurrahman an-Nahlawi indikasi nasihat yang tulus ialah orang yang memberi nasihat tidak berorientasi pada kepentingan material pribadi. Sebaiknya dalam metode ini pendidik menggunakan teknik-teknik tidak langsung seperti dengan bercerita dan membuat perumpamaan. Seperti dengan cerita atau kisah yang bermuatan ajaran moral dan nilai-nilai edukatif, seperti cerita yang disajikan dalam al-Qur`an yang tentunya banyak pelajaran dan nasihat yang dapat diambil oleh peserta didik.
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal..(Q.s Yusuf : 111).
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang Telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, Maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Q.s al-Taubat : 70)
Ketika menggunakan nasihat itu dengan bentuk kisah-kisah, pendidik dapat membahasnya secara panjang-lebar dan meninjaunya dari berbagai aspek selaras dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Pendidik dapat pula menggunakan pelajaran sejarah untuk menyampaikan ajaran dan nasihat. Banyak umat yang jatuh karena akhlaknya rusak, maka kata Abdurrahman al-nahlawi, bukan untuk menanamkan fanatisme kebangsaan atau keagamaan tertentu, melainkan untuk memetik pelajarannya dan mengetahui intisarinya.

D. Motivasi dan Intimidasi.
Metode ini telah digunakan masyarakat secara luas: orang tua terhadap anak, pendidik terhadap murid, bahkan masyarakat luas dalam interaksi antar sesamanya. Al-Qur`an ketika menggambarkan surga dan segala nikmatnya dan neraka dengan segala siksaannya menggunakan metode ini, kemudian pula ketika mengemukakan prinsip logis tentang keseimbangan antara balasan dan perbuatan.
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka , Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (Q.s al-Zaljalah : 6-8)
Dalam bahasa arab metode ini disebut uslub al-targhib wa al-tarhib. Metode ini sesuai dengan tabiat manusia dimanapun berada, apapun jenis, warna kulit, atau ideologinya. Manusia menurut tabiatnya bertingkah laku sesuai dengan kadar pengetahuannya tentang akibat yang mungkin lahir dari tingkah laku dan perbuatannya, apakah perbuatan itu membahayakan atau menyenangkan.
Metode ini digunakan sesuai dengan perbedaan tabiat dan kadar kepatuhan manusia terhadap prinsip dan kaidah islam, sebab pengaruh yang dihasilkan tiap-tiap metode itu tidaklah sama, metode motivasi lebih baik dari pada intmidasi. Yang pertama bersifat positif dan pengaruhnya relatif lebih lama karena bersandar pada pembangkitan dorongan instrinsik manusia, sementara itu metode kedua bersifat negatif dan pengaruhnya relatif temporal (sementara) karena berdasar pada rasa takut.
Penggunaan metode motivasi adalah prinsip yang mengutamakan dengan suasana yang menyenangkan dalam belajar. Karena ajaran Islam kata Abdul Fatah Jalal, memberikan prioritas pada upaya menggugah suasana gembira dibanding dengan ancama dan hukuman.
Pengutamaan penggunaan metode motivasi atas intimidasi terlihat melalui fakta-fakta sebagai berikut :
1. Rosululloh saw diutus kepada ummat manusia dengan memberikan kabar gembira :
Sesungguhnya kami Telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.(Q.s al-Baqoroh : 119)

2. Alloh memuji Rosululloh saw yang bersandar pada pemberian kabar gembira dan menyerunya untuk senantiasa menggunakannya :
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
(al-Imron : 159)
3. dalam hal kebaikan, Alloh melipat gandakan pahalanya, sementara dalam hal keburukan, Dia membalasnya setimpal dengan keburukan itu :
Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (al-Imron : 160).
Semua ini menunjukan bahwa pendidikan Islam lebih mengutamakan penggunaan metode motivasi ketimbang intimidasi dan hukuman baru digunakan metode-metode lain seperti pemberian nasihat, petunjuk, dan bimbingan, bila tidak berhasil untuk mewujudkan tujuan.

E. Hukuman
Para filosof dan pendidik muslim seperti Ibnu Sina, al-Gozali, al-Abdari, Ibnu khaldun dan Muammad al-Atiyah al-Abrasyi, mereka secara sepakat berpegang pada prinsip yang menyatakan :
اَلــوِقَـايَةُ خَيْرٌ مِنَ العِـــلاَجِ
Menjaga (tindakan preventif) lebih baik ketimbang mengobati (tindakan kuratif)
Hukuman merupakan metode terburuk, tetapi dalam kondisi tertentu harus digunakan. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan pendidik dalam menggunakan hukuman :
1. Hukuman adalah metode kuratif, artinya tujuan hukuman ialah untuk memperbaiki peserta didik yang melakukan kesalahan dan memelihara peserta didik lainnya. Dan pendidik hendaknya tidak boleh menjatuhkan hukuman ketika marah.
2. Hukuman baru digunakan apabila metode lain seperti nasihat dan peringatan tidak berhasil, guna dalam memperbaiki peserta didik. Abdul Ulwah memberikan langkah-langkah untuk mengingtakan kesalahan yang mereka lakukan : memberi pengarahan, membujuk, memberi isyarat, mencela, mengucilkan, memukul dan yang mengandung pendidikan bagi orang lain. Dalam al-Qur`an prinsip dalam tahapan memberikan hukuman wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya , Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya . Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
3. Sebelum dijatuhi hukuman peserta didik hendaknya lebih dahulu diberi kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki dirinya.
4. Hukuman yang dijatuhkan hendaknya dapat dimengerti olehnya, sehingga ia sadar akan kesalahan dan tidak mengulanginya.
5. Hukuman psikhis lebih baik ketimbang hukumnan fisik.
6. Hukuman hendaknya disesuaikan dengan perbedaan latar belakang kondisi peserta didik, karena peserta didik mempunyai kesiapan yang berbeda-beda dalam hal kecerdasan ataupun respons yang dilahirkannya.
7. Hukuman dijatuhkan sesuai dengan kesalahannya.
8. Pendidik hendaknya tidak mengeluarkan ancaman hukuman yang tidak mungkin dilakukannya.

F. Metode Persuasi
Metode ini ialah Meyakinkan peserta didik tetang suatu ajaran dengan kekuatan akal. Metode ini dalam bahasa arab dikenal dengan istilah uslub al-iqna wa al-iqtina.
Penggunaan metode ini didasarkan atas pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal. Dengan metode ini pula pendidikan islam menekankan pentingnya memperkenalkan dasar-dasar rasional dan logis segala persoalan yang dimajukan kepada peserta didik.

G. Pengetahuan Teoritis
Metode ini merupakan paling tua dan umum digunakan dalam pendidikan. Termasuk pendidikan Islam. pengetahun teoritis itu penting karena ia mengembangkan akal pikiran manusia dan membantunya untuk membentuk latar belakang kultural yang memungkirinya untuk berinteraksi dengan masyarakatnya. Dan membantunya sebagai peranan masyarakat yang baik.

H. Pertimbangan Menggunakan Suatu Metode
Setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan, kadang-kadang pendidik cukup menggunkan satu metode dalam menyampaikan materi, tetapi kadang juga perlu memadukan berbagai macam metode.
Pendek kata, sebelum menggunakan proses metode pendidik harus matang mempertimbangkan yang terkait dengannya, seperti tujuan setiap materi pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh KH. Imam Zarkasyi, salah seorang pendidik dari Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo metode lebih penting daripada materi; tetapi pribadi guru lebih penting dibanding metode.

PENDEKATAN METODE PENDIDIKAN ISLAM

1. Pendekatan Tilawah
Pendekatan Ini meliputi membacakan ayat-ayat Alloh yang bertujuan memandang fenomena alam sebagai tanda kekuasannya, hal ini mempunyai indikasi tafakkur (berfikir) dan tadzakkur (berdzikir) sedangkan aplikasinya adalah pembentukan kelompok ilmiah, dan kegiatan ilmiah lainnya, dengan landasan Al-Qur`an dan Al-Hadist misalnya pengkajian, penelitian dan lain sebagainya.
2. Pendekatan Tazkiyah
Pendekatan ini diartikan dengan menyucikan dirinya dengan cara amar ma’ruf nahyil mungkar (tindakan proaktif dan reaktif), untuk menjaga kebersihan dirinya dari laingkunganny, jelas indicator pendekatan ini fisik, psikis dan social. Aplikasinya adalah dengan gerakan kebersihan, ceramah, tabligh, serta pengembangan control social.
3. Pendekatan Ta’lim Al-Kitab
Pendekatan Ini bertujuan untuk membaca, memahamim menghayati dan merenungkan Al-Qur`an dan As-Sunnah sebagai pedomannya.
4. Pendekatan Ta’lim Al-Hikmah
Indikator utama dalam pendekatan ini adalah mengadakan interprestasi dan perenungan terhadap pendekatan al-kitab.
5. Yuallimukum maa lam takuunuu ta’lamun
Pendekatan ini mungkin hanya dinikmati oleh Nabi dan Rosul saja, seperti adanya mukjijat, sedangkan manusia seperti kita hanya bisa menikmati sebagian kecil saja, indikator pendekatan ini adalah penemuan teknologi canggih yang dapat membawa manusia pada penjelajahan ruang angkasa, sedang aplikasinya adalah mengembangkan produk teknologi yang dapat membawa manusia pada penjelajahan ke angkasa, sedangkan aplikasinya mengembangkan produk teknologi yang dapat mempermudah dan membantu kehidupan manusia sehari-hari.
6. Pendekatan Islah
Pelepasan beban dan belenggu yang bertujuan memiliki kepekaan terhadap penderitaan orang lain, memiliki komitmen memihak bagi kaum yang tertindas, dan berupaya menyeimbangkan perbedaan paham. Pendekatan ini bertujuan untuk memelihara ukhuwah islamiyah dengan aplikasinya kunjungan ke keompok kaum dlu’afa, kampanye amal sholeh dan lain sebagainya.

ESENSI

Metode dan pendekatan pendidik terhadap peserta didik ini sama dengan metode pengejaran, maka untuk menjadi seorang pendidik yang profesional tentunya harus bisa menguasai metode serta pendekatan terhadap peserta didik dalam menyampaikan pelajarannya.
Melalui metode pendidikan dan pendekatan pendidik terhadap peserta didik, memudahkan dalam penyampaian pendidik terhadap peserta didik, tentunya peserta didik merasa nyaman dan senang ketika mereka mengerti apa yang disampaikan oleh pendidik.


REFERENSI


 Ilmu Pendidikan Islam, Drs. Hery Noer Aly. M.A, Logos Wacana Ilmu, cet II, Jakarta.
 Ilmu Pendidikan dalam Pesepektif Islam, Dr Ahmad Tafsir, 1992, PT Remaja Rosdakarya Bandung.
 Filsafat Pendidikan Islam, Prof. H.M, M.Ed, Bumi Aksara, Jakarta

(silahkan klik komentar lalu isi dalam kolom (tinggalkan komentar anda) lalu klik Anonim dan klik Publikasikan komentar anda.trims)

1 komentar:

Heri krist mengatakan...

Apik bro....
tak copy...
matur suwun.