Senin, 11 Januari 2010

MENGINGAT 40 HARINYA



hari sabtu tepat pada tanggal 9 januari 2010
bertempat dimasjid tepat pukuk 7.00 malam
segenap masyarakat dan kerabat juga ahli majeelis ta`lim
seraya sepakat dan berkumpul di masjid itu
akupun segera naik ke atas mimbar
dan membuka dengan uacan bismilah dan salam
aku memulainya dengan ingatanku 40 hari yang lalu
tepatnya pada tanggal 1 desember 2009
hari yang membuatku sedih dan tak berdaya
mengingat akan kepergian sang ayah yang tercinta..
saat memulai itu airmata sudah tak tertahan lagi
seolah ingin mengalir dan keluar dari kedua mataku
aku bertahan karena ratusan orang yang ada dihadapanku
semua melihat dan mendengarkan akan sejarah yang telah dialalui oleh ayahku tercinta
aku melanjutkan ritual munajatku (tahlil) bersama segenap ratusan orang dimasjid itu
aku sudah tak tertahankan dengan tetesan air mata yang memaksaku untuk mengeluarkannya
airmatapun dengan sendirinya keluar dan meneteskannya
teringat sang ayah ketika dia masih ada akan segala jasa dan kegigihannya membaca
kegigihannya dalam berjuang
kegigihannya dalam mengingatkan pentingnya kehidupan
kegigihannya dalam mengabdi pada sang pencipta
kegigihannya dalam berkarya
kegigihannya dalam memperkaya jalinan silaturahmi
kegigihannya dalam mengasihi orang yang lemah
kegigihannya dalam membaca ayat suci alqur`an sehabis solat fardu
semua terasa dan trerasa...
setelah semuanya beerjalan melewati ritual tahlilan
akupun membacakan surat yasin sambil baca bersama dengan ratusan ahli majlis
airmataku makin bercucuran dan terus bercucuran..
hingga ayat " wailaihi turja`un"..
aku terus bertahan agar bisa tegar dan terus melanjukan ritual itu
hingga semua seraya berkata "subhaanallloh..walhamdulillah..walaailaahaillalloh wallohuakbar..
dan akupun melanjutkannya dngan berdoa...
airmata malah terus keluar denga sendirinya
tangisanpun makin bertambah,,,hingga ahir ritual aku masih tetap menangis
mengingat akan kepergian ayahku..
disana...
disanaa..
aku menyadari dan mersakan
tidak ada yang abadi..hanya DIA sang Pencipta
kesendirian di alam sana membawa diriku untuk berfikir
berfikir untuk lebih memanfaatkan kehidupan dengan nilai yang positif
karena seluas apapun tanah yang kita miliki
tapi ketika mati hanya membawa 2 meter tanah yang menjadi tenpat terahir
sebanyak apapun harta tidak ada yang di bawa
sebesar apapun kekayaan tidak menjadi jaminan
hanya amal amal amal amal dan amal yang menjadi hharapan sebagai penyelamat akhir hayat..
selamat jalan ayahku tercinta
ketulusanmu akan menjemputmu..
perjuanganmu akan menjadi motivasi
untuk hidupyang lebih baik...

(silahkan klik komentar / poskan komentar lalu isi dalam kolom (tinggalkan komentar anda) lalu klik Anonim dan klik Publikasikan komentar anda.trims)

Tidak ada komentar: